READ THIS!!!!!!

BLOG INI DI LINDUNGI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA!! MOHON UNTUK TIDAK MENGIKUTI/MENYALIN/MEMBAJAK. BOLEH BACA INI UNTUK BAHAN PERTIMBANGAN http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indonesia_Nomor_19_Tahun_2002
BE CREATIVE GUYS!! JADI ANAK NEGERI YANG BERKARYA!! DAN JANGAN BANGGA DENGAN DENGAN HASIL JIPLAKAN!thks.

Senin, 08 Juli 2013

Love Story 2 (bab 28)

Bab 28.

Besoknya gue kebangun karena denger suara mobil papa. Pasti papa sama mama udah berangkat. Untung mobil engga dipake kak Mutia.
Gue ngecheck handphone. "Bisma mana deh, biasanya pagi-pagi udah muncul di chat. Apa handphone gue eror ya gara-gara waktu itu dibawa ujan-ujanan", saut gue dalam hati. Gue nepok jidat. "gue kan udah putus sama Bisma....gue pikir kemarin mimpi-_-". Gue buru-buru ke kamar mandi dan bershower, dan disini gue sadar. Gue putus sama Bisma bukan mimpi.
Selesai mandi gue sarapan sambil ngecheck twitter, Bisma ngetweets. "selamat pagi nona manis yang baru abis mandi". Sial, gue jadi ngerasa tweets itu buat gue, kebetulan juga gue baru abis mandi. Tapi kata papa didunia ini engga ada yang kebetulan, ini semua udah rencana Tuhan.
Akhirnya gue ngetweet. "selamat pagi lelaki tampan yang belum mandi". Dalam waktu yang sama, Bisma ngetweets. "membiasakan diri kembali engga mandi sebelum disuruh".
Akhirnya gue ngetweets, 'kode tero0o0ozt', sambil ketawa-ketawa. Dan tiba-tiba Bisma mention. "siapa yang ngode?".
"aku yang ngode, minta diucapin selamat pagi sama cowok yang (lebih) ganteng". Entah kenapa gue ngakak sama twitter pagi ini. Pasti Bisma ngerasa sama tweets gue.
Bisma bales lagi. "kalau kamu mau dicupain selamat pagi sama cowok yang (lebih) ganteng, ucapin selamat pagi dulu sama cowok yang (cukup) ganteng. *benerin poni*".
Asliii, ini tweetsnya lucu, ngode banget minta diucapin selamat pagi. Sayangnya aja udah kandas hubungan gue, tapi....kayak gini juga cukup seru.
Tanpa gue bales, gue lebih milih siap-siap buat jemput Alya abis itu ke rumah sakit karena kebetulan engga ada kelas. Pas masuk kamar Theo, ternyata dia lagi tidur, dan ada suster disini.
"keadaan dia gimana sus?", tanya gue.
"menurut dokter dan hasil lab sih berangsur membaik, nanti malem juga udah bisa pulang sih kalau hasil lab kedua keluar dan infusnya abis", jelas suster. Gue ngangguk. "tapi dia belum bangun dari pagi, dia haus makan dan minum obat. Tolong dibantu ya".
Suster keluar. "bangunan gih ra", saut Alya.
Gue diem. "apa al? Bangunan? Lo pikir gue kuproy?! Hahaha".
"ohiya lupa! Bngunin._. Hehehe".
"belum ketemu Fizi aja otak lo berkurang se-ons hahaha". Alya cuman ketawa.
"Theo.. Theo bangun Theo....", saut gue dengan nada pelan.
"apasih raaa", bales Theo dalam keadaan merem.
"bangun Theo. lo harus sarapan terus minum obat", saut gue.
"tunggu deh. Tau dari mana si Theo kalau yang bangunin itu lo?", saut Alya.
"dia tau suara gue kali".
"biar gue yang coba", saut Alya sambil mendeka. "Theo, bangun Theo".
"iya raa".
"see?", saut Alya.
"ngelindur kalii".
"tapi mimpiin lo hahahaha". Gue diem terus tetep goyang-goyangin badan Theo sampe dia bangun.
"sejak kapan lo disini?", tanya Theo.
"dari semalem", saut Alya.
"serius?! Kok lo nekat sih? Lo kan masih sakit", saut Theo.
"hahaha, lebih sakit mana sama lo yang sampe dirawat kaya gini? Sarapan gih, katanya kalau hasil lab lo baik, hari ini lo udah boleh pulang".
"serius?! Sini deh", saut Theo yang semangat makan.
"gue rasa lo laper deh-_-", saut Alya.
"bukannya laper, gue engga betah disini. Gue engga bisa kebaktian, gue engga bisa kuliah, gue engga bisa main sama lo pada".
"yaudah, cepetan makan terus minum obat", saut gue.
"btw, bokap atau nyokap lo engga ada yang tau lo disini?", tanya Alya.
Theo tiba-tiba diem, terus menggeleng dan lanjut makan. "kayaknya dia ada masalah keluarga", saut Alya tanpa bersuara. Gue ngangguk ngerti.
"lo berapa bersaudara?", tanya gue.
"katanya sih dua".
"katanya??", saut Alya bingung.
"iya, gue engga tau. Entah, kayaknya gue punya adik", bales Theo datar. Alya ngodein gue buat ngorek informasi lagi karena katanya dia kepo.
"emang disini lo tinggal sama siapa? Bokap nyokap?".
Theo menggeleng. "gue tinggal sendiri disini".
"engga ada saudara?".
Theo menggeleng lagi. "bokap nyokap lo udah engga ada?", tanya Alya dengan tampang engga enak.
"engga tau deh gue. Udah ah, jangan dibahas lagi. Obatnya mana?". Dengan tampang engga enak gue dan Alya bantuin Theo buat minum obat. Walau dengan perasaan kepo dan hati yang bertanya-tanya tentang keluarganya Theo...gue dan Alya tetep berusaha engga ngungkit-ngungkit.
Engga lama berselang Fizi dateng bareng April dan Acil. Fizi sengaja bawa April sama Acil karena tau Theo dirawat. Tiba-tiba Alya ngajakin gue, April, Acil, dan Fizi buat keluar sebentar.
"ada apa sih al?", tanya April.
"ini rahasia", saut Alya.
"Theo engga boleh tau?", tanya Fizi.
"ya namanya juga rahasia-_- gimana sih?!".
"engga boleh bete sama pacar sendiri ah", saut gue.
"pacar?!!! Peje!!!", saut April dan Acil.
"psst! Jangan berisik, ini rumah sakit", saut Alya.
"tapi gimana ceritanya?!", saut Acil.
"itu ceritanya panjang. Yang penting kasih tau dulu apa yang mau Alya omongin", saut Fizi.
"gue sama Tiara baru tau kalau Theo itu tinggal sendiri disini, orang tuanya engga tau dimana. Adiknya juga dia engga tau. Gue prihatin liat dia, lo semua mau gak patungan buat biaya rumah sakit dia?", jelas Alya.
"gue setuju. Gue juga engga tega ngeliat dia kaya gitu", saut gue.
"wah, gue baru tau kalau Theo tinggal sendiri-_-", saut April.
"tapi pasti Reno tau! Kan yang jadi sahabat Theo itu Reno", saut Acil.
"tapi kayaknya Reno masing canggung sama kita karena masalah itu", saut Alya.
"kalian ngomong lagi lah sama Reno, minta maaf. Siapa tau kita jadi ngerti masalah apa yang dialamin sama Theo", saut gue.
"yaudah, sekarang kita ke bagian administrasi sekalian nanya kapan dia pulang", saut Fizi.
Ternyata Theo udah bisa pulang sore ini, dan nanti suster bakal ke kamarnya buat cabut infuse. Entah kenapa gue kepikiran keluarganya Theo, gue kepo. Mungkin karena itu yang buat dia seakan-akan punya 2 sikap. Dingin dan hangat.
Setelah semua tuntas langsung balik ke kamar Theo. "kalian abis dari mana?".
"abis nemenin Fizi makan", saut Alya.
"maaf ya ditinggal sendirian", saut gue.
"engga kok, engga apa-apa", bales Theo santai.
Tiba-tiba suster dateng. "kamu udah boleh pulang, hasil lab nya bagus. Sekarang lepas infuse dulu yaa".
"pulang?! Akhirnyaaa", saut Theo seneng.
"engga betah banget ya disini?hahah", saut Acil.
"engga betah banget. Cuman bisa tiduran doang".
"tapi tetep harus jaga kesehatan. Engga boleh kecapekan yaa", saut suster.
Tiba-tiba Bisma nelfon gue. "al, Bisma nelfon gue masa", saut gue sambil berbisik.
"angkaat! Kali aja ngajak balikan hahaha".
"yekaliii! Hahaha". Gue sedikit menjauh. "hallo, ada apa bis?". Bisma diem. "bis, ada apa?".
"aku kangen kamu! Dan bakal selalu kangen kamu! Loveyou", saut Bisma cepet dan langsung nutup telfonnya. Gue pasang tampang bingung.
"kenapa ra?", tanya April.
"ha? Engga kok, Bisma kepencet nelfon hehe".
"duh, itu kode dia kangen sama lo haha", saut Acil ikutan. Gue cuman senyum sambil geleng-geleng. Dalam hati, 'aku juga bis, pasti....'.

"Theo, kita anterin lo balik, abis itu biar Fizi yang nemenin lo", saut gue.
"iyaa, tapi gue harus ke bagian administrasi dulu", saut Theo.
"ngapain? Tadi udah ada yang bayarin", saut Alya.
"siapa??", tanya Theo kaget.
"gak tau tuh, tadi pas kita check udah lunas semua", saut Fizi.
"pasti kalian kan?!", saut Theo curiga.
"kita aja gak tau apa-apa", saut gue.
"terus siapa?-_-", bales Theo bingung.
"udahlah, lupain. Mending lo pulang, terus istirahat dirumah", saut Acil.
"tapi ita berdua engga ikut nganterin ya? Kita harus balik. Oleh-olehnya kita bawain besok yaaa", saut April. Akhirnya pisah diparkiran.
Sampe dirumah Theo. "di rumah sebesar ini...lo sendiri?", saut gue.
"hahaha iya, emang kenapa?", bales Theo.
"kalau gue sih engga akan kuat... Serem, engga biasa beres-beres juga._.".
"hahaha, dasar anak bontot", saut Theo sambil ngelus kepala gue. Alya sama Fizi kode-kodean ngeledek gue. "mau mampir gak?".
"engga deh, gue ada urusan sama nyokap. Elo ra", tanya Alya.
"gue mau jemput kakak gue".
"yaudah, kalian hati-hati yaa", saut Fizi.
"thanks banget ya. Hm, ra, thanks ya", saut Theo. gue ngangguk dan senyum. Setelah itu gue nganterin Alya pulang.
"emang lo bener-bener mau jemput kakak lo?", tanya Alya dengan muka engga percaya.
"engga-_-".
"ya terus? Kenapa engga mau nemenin Theo? Mumpung lo single tau".
"yaa, masalahnya gue baru kemarin putus sama Bisma. Masa udah langsung deketin Theo gitu-_-".
"yaa, masalahnya lo udah deket sama dia sebelum putus sama Bisma kali-_-. Lagian takut banget deh, Theo juga single kok".
"tapi gak secepat itu Alya-_-".
"okeoke gue pasrah. Tapi intinya lo ikutin kata hati lo, kalau deket bisa bikin bahagia tapa ada yang terluka, lanjutin. Makasih ya, daah", saut Alya yang turun dari mobil. Gue diem. Yaa, mungkin gue emang harus ngikutin kata-kata dia.
Dari pada pulang bete, akhirnya gue lebih milih ke cafe buat ngewifi, kebetulan juga bawa laptop. Gue nelfon kak Mutia buat nanya dia pulang jam berapa dan janjian disini supaya bisa pulang bareng.
Tiba-tiba gue kangen Bisma... Gue pengen nelfon dia, tapi gue gengsi. Pengen bilang kangen apalai. Tapi setelah gue pikir-pikir tadi juga Bisma engga gengai bilang, kenapa gue harus gengsi?.
Akhirnya gue ngechat dia. "hai cowok cukup ganteng....ay mis yu". Pas di send, chatnya engga deliv. Yampun, giliran ada nyali buat bilang kangen malah kaya gini-_-.
  Akhirnya gue sibuk nonton youtube sambil browsing 'cara mencegah patah hati'. Entah kenapa tiba-tiba gue browsing kaya gini, tapi isi artikelnya, "cara mencegah patah hati yang penting itu engga jatuh hati karena bakal mencegah sakit hati. Jadi, hati-hati". Kampret-_-.
Tiba-tiba gue denger suara ketawa khasnya Ilham. Gue nengok ke belakang. "Ilham! Eh....Acil?".
Bersambung~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar